Kamis, 16 Oktober 2014

Rahasia Umur 40 Tahun pada Kesehatan Mental Spiritual



Rahasia Umur 40 Tahun pada Kesehatan Mental Spiritual

“Sesungguhnya Allah menyebutkan umur 40 tahun karena ini sebagai batasan bagi manusia dalam keberhasilan maupun keselamatannya.” (Al-Tsa‘labi).

“Para ahli tafsir berkata bahwa Allah Ta'ala tidak mengutus seorang Nabi kecuali jika telah mencapai umur 40 tahun.” (Imam Al-Syaukani)

“Mereka berkata bahwa jika seseorang sudah mencapai umur 40 tahun dan berada pada suatu perangai tertentu, maka ia tidak akan pernah berubah hingga datang kematiannya." (Ibrahim al-Nakhai)

“Jika engkau telah berusia empat puluh tahun, maka segeralah untuk memperbanyak amal shalih siang mau pun malam. Sebab, waktu pertemuanmu dengan Allah ‘Azza wa Jalla semakin dekat. Ibadah yang kau kerjakan saat ini tidak mampu menyamai ibadah seorang pemuda yang tidak menyia-nyiakan masa mudanya. Bukankah selama ini kau sia-siakan masa muda dan kekuatanmu. Andaikata saat ini kau ingin beramal sekuat-kuatnya, tenagamu sudah tidak mendukung lagi.” (Ibn Atha'illah)

Imam asy-Syafi’i tatkala mencapai usia 40 tahun, beliau berjalan sambil memakai tongkat. Jika ditanya, jawab beliau, “Agar aku ingat bahwa aku adalah musafir. Demi Allah, aku melihat diriku sekarang ini seperti seekor burung yang dipenjara di dalam sangkar. Lalu burung itu lepas di udara, kecuali telapak kakinya saja yang masih tertambat dalam sangkar. Komitmenku sekarang seperti itu juga. Aku tidak memiliki sisa- sisa syahwat untuk menetap tinggal di dunia. Aku tidak berkenan sahabat-sahabatku memberiku sedikit pun sedekah dari dunia. Aku juga tidak berkenan mereka mengingatkanku sedikit pun tentang hiruk pikuk dunia, kecuali hal yang menurut syara’ lazim bagiku. Di antara aku dan dia ada Allah.”




Barang siapa yang telah mencapai umur empat puluh tahun,  tetapi tidak juga menjadi orang baik, maka hendaklah ia  bersiap-siap masuk neraka! (HR Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin)

Apabila sampai seseorang berumur empat puluh tahun dan tidak bertaubat, niscaya setan menyapu mukanya dengan  tangannya. Dan setan itu berkata: “Demi bapakku! Muka orang yang tiada memperoleh kemenangan.” (HR Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin).

Oleh: Alfathri Adlin

Baca juga artikel ini:
- Begitu Dahsyatnya Qurban
- Tempat Doa Paling Makbul di Planet Bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar